Pages

Thursday, August 29, 2019

Macam-Macam Jaringan


Networking merupakan praktek menghubungkan dua atau lebih perangkat komputer yang bertujuan unntuk berbagi data (sharing) atau berbagi manfaat lainnya (resource). Jaringan atau networking dibangun dengan menggunakan perangkat keras komputer (hardware) dan perangkat lunak komputer (software). Hardware atau perangkat keras yang sering digunakan pada jaringan diantaranya yaitu router, switch, access point, NIC (Network Interface Card).

Router merupakan alat yang digunakan untuk mengirim paket data melalui sebuah jaringan atau internet menuju tujuannya, alat ini sangat penting untuk meneruskan jaringan satu ke jaringan lain yang berbeda kelas/subnet/ip melalui sebuah proses yang dikenal routing. Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya.

Switch merupakan perangkat jaringan komputer yang bekerja di OSI Layer 2, Data Link Layer. Switch berfungsi sebagai  penyambung atau concentrator. Switch mengenal MAC Adressing sehingga dapat memilah paket data mana yang akan diteruskan. Switch biasanya membentuk suatu Local Area Network (LAN).

Access point merupakan perangkat yang digunakan sebagai pembuat koneksi wireless pada jaringan komputer. Fungsinya membuat jaringan komputer tanpa kabel, atau biasa disebut WI-FI (Wireless Fidelity).

NIC atau Network Interface Card merupakan sebuah kartu yang berfungsi sebagai jembatan/penghubung dari komputer ke sebuah jaringan. Cara kerja NIC adalah untuk mengubah aliran data pararel dalam bus komputer menjadi bentuk data serial sehingga dapat ditransmisikan diatas media jaringan.

Jaringan berdasarkan area cakupannya dibagi menjadi 3, yaitu LAN, MAN,WAN.
LAN, Local Area Network merupakan suatu jenis jarinagn komputer dengan cakupan wilayah local.
MAN, Metropolitan Area Network merupakan jenis jaringan komputer yang lebih luas dan lebih canggih dari jenis jarinngan komputer LAN, disebut metropolitan area network karena jenis jaringan komputer MAN ini biasa digunakan untuk menghbungkan jaringan komputer dari suatu kota ke kota lainnya. Contohnya seperti jaringan Depdiknas antar kota atau wilayah dan juga jaringan mall-mall modern yang saling berhubungan antar kota.

WAN, Wide Area Network merupakan jaringan komputer yang mencakup area yang besar sebagai contoh yaitu jaringan komputer antar wilayah, kota atau bahkan negara, atau dapat didefinisikan juga sebagai jaringan komputer yang membutuhkan router dan saluran komunikasi publik dan digunakan untuk menghubungkan jaringan local yang satu dengan jaringan local lainnya, sehingga pengguna atau komputer dilokasi yang satu dapat berkomunikasi dengan pengguna dan komputer di lokasi yang lain. WAN juga sering disebut jaringan INTERNET seperti saat ini.

Media jaringan/media networking merupakan media yang dapat digunakan untuk menghubungkan komputer yang satu dengan yang lain sehingga antara komputer dapat melakukan pertukaran informasi, media-media itu diantaranya:
1.      Kabel yang terdiri dari kabel UPT (Unshielded Twisted Pair), kabel STP (Shielded Twisted Pair), kabel coaxial, kabel fiber optic.
2.      Konektor yang terdiri RJ-45, BNC, TBNC.
3.      Terminal yang terdiri dari Hub, switch.
4.      NIC  (Network Interface Card).

Protokol merupakan sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antar dua atau lebih komputer. Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi dari keduanya. Pada tingkatan terendah, protocol akan mendefinisikan koneksi perangkat keras. Prinsip dalam membuat protocol ada tiga hal yang harus dipertimbangkan, yaituefektivitas, kehandalan, dan kemampuan dalam kondisi gagal di network. Protokol distandarisasi oleh bebrapa organisasi diantaranya IETF, ETSI, ITU, dan ANSI. Fungsi protocol yaitu melakukan deteksi adanya koneksi fisik atau ada tidaknya komputer, melakukan metode “jabat-tangan” (handshaking), negosiasi bebagai macam karakteristik hubungan, bagaimana mengawali dan mengakhiri suatu pesan, bagaiman format pesan yang digunakan, yang harus dilakukan saat terjadi kerusakan pesan atau pesan yang tidak sempurna, mendeteksi krugian pada hubungan jaringan dan langkah-langkah yang dilakukan selanjutnya, dan mengakhiri suatu koneksi.

Pertanian Masa Kini


BAB 1. PERTANIAN MASA KINI


1.1       Pertanian Masa Kini
Pertanian masa kini sudah melakukan usaha pertanian agar kegiatan yang ada dalam pertanian dapat berjalan secara efektif. Selain itu masalah yang ada dalam pertanian dihadapi secara ilmiah. Penelitian-penelitian mengenai irigasi dan drainase telah dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil pertanian yang maksimum. Selain itu juga dilakukan pemuliaan tanaman untuk mendapatkan jenis varietas unggul yaitu berproduksi tinggi, respon terhadap pemupukan, dan tahan terhadap serangan penyakit (Soetriono et al, 2003:4).

1.2       Penggunaan Sumber Daya Alam
Penggunaan Sumber Daya Alam (SDA) sektor pertanian belum optimal. Bahkan tanah yang digunakan untuk pertanian mengalami penurunan kesuburannya karena berbagai penyebab antara lain erosi, terpolusi, tidak seimbang unsure hara dalam tanah, adanya ketergantungan tanah terhadap masukan aspek pupuk, pestisida dan produksi tanaman lebih rendah. Tantangan yang paling penting dalam abad mendatang adalah tanah yang miskin, defisiensi unsure hara dan tanah-tanah tererosi (Nurmala, 2012: 32).
Namun di sisi lain, juga terjadi kerusakan pada sumber daya alam dan lingkungan. Beberapa kerusakan alam yang saat ini sering terjadi seperti banjir, kebakaran hutan, longsor, badai, wabah hama penyakit, hilangnya keanekaragaman hayati mengakibatkan berbagai kerugian baik material maupun nonmaterial. Semua itu merupakan cerminan dari semakin lemahnya daya dukung lingkungan atau alam. Daya dukung lingkungan yang tidak berkelanjutan dapat berakibat terhadap menurunnya produksi pertanian, khususnya pada ketahanan pangan. Kerusakan lahan di Indonesia terjadi akibat penggunaan bahan kimia tanpa tindakan konservasi yang memadai. Belum diterapkannya konservasi pada lahan pertanian cenderung disebabkan oleh faktor sosial ekonomi dan budaya serta kesadaran petani yang rendah (Solahuddin et al, 2005:7).

1.3     Produksi Pertanian
Garis-garis besar haluan negara menetapkan bahwa prioritas pembangunan diletakkan pada pembangunan bidang ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian. Pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri dalam negeri serta meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja, dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha (Mufti, 2009:36). Namun menurut Nurmala (2012:39), hasil pertanian di lapangan tidak semulus apa yang diharapkan. seiring dengan proses pertumbuhan dan hasil dalam kurun waktu tertentu memungkinkan adanya gangguan baik disebabkan oleh faktor abiotik terutama pengaruh faktor iklim dan media tumbuh yang kurang menguntungkan, ataupun disebabkan oleh faktor biotik terutama gangguan gulma, hama dan penyakit sehingga hasil pertanian akan berkurang.

1.4     Kebutuhan dan Ketahanan Pangan
Kebutuhan terhadap pangan adalah salah satu kebutuhan asasi manusia. Awal peradapan manusia melakukan food hunting and gathering karena pengetahuan manusia belum berkembang tentang budiya pertanian. Pada awalnya manusia melakukan budidaya pertanian hanya untuk mencukupi kebutuhan dirinya sendiri, namun berkembangnya pengetahuan dan kebutuhan terhadap barang lain yang tidak dapat dipenuhi sendiri, kemudian berkembang system pertukaran barang antara individu atau kelompok orang (Yuwono, 2011).
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama yang tidak dapat disubstitusi dengan bahan lain. Sementara , pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat memerlukan penyediaan bahan pangang dalam jumlah yang sangat besar (Dewan Ketahanan Pangan, 2010).
Permasalahan beras dalam negeri tidak pernah selesai, mulai dari importasi beras yang terus berlangsung hinga sekarang. Berbagai program seperti ekstensifikasi, intersifikasi dan revitalisasi infrastruktur pertanian terus digulirkan termasuk program disertifikasi pangan untuk mengurangi ketergantungan pada beras (Setiawan, 2012)
Indonesia secara umum tidak memiliki masalah terhadap ketersediaan pangan. Indonesia memproduksi sekitar 31 juta ton beras setiap tahunnya dan mengkonsumsi sedikit diatas tingkat produksi tersebut; dimana impor umumnya kurang dari 7% konsumsi. Lebih jauh jaringan distribusi swasta yang berjalan secara effisien turut memperkuat ketahanan pangan di seluruh Indonesia (Wordbank). Banyak orang memperkirakan bahwa dengan laju pertumbuhan penduduk di dunia, yang tetap tinggi di Indonesia, sementara lahan yang tersedia untuk kegiatan-kegiatan pertanian semakin sempit, maka pada suatu saat akan mengalami krisis pangan atau kekurangan stok (Tambunan, 2003:175).

BAB 2. PERTANIAN MASA DEPAN

2.1       Konsep Pertanian Berkelanjutan

Menurut Reijntjes et al (1992:2), keberlanjutan dapat diartikan sebagai menjaga agar suatu upaya terus berlangsung atau kemampuan untuk bertahan dan menjaga agar tidak merosot. Pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam. Pertanian bisa dikatakan berkelanjutan jika mencangkup hal-hal berikut:

1)  Mantap secara ekologis, yang berarti bahwa kualitas sumber daya alam dipertahankan dan kemampuan agroekosistem secara keseluruhan dari manusia, hewan, dan tanaman sampai organisme tanah ditingkatkan.
2)  Bisa berlansung secara ekonomis, berarti bahwa petani bisa cukup menghasilkan untuk pemenuhan kebutuhan dan pendapatan sendiri serta mendapatkan penghasilan yang mencukupi untuk mengembalikan tenaga dan biaya yang dikeluarkan.
3)  Adil, berarti bahwa sumber daya dan kekuasaan di distribusikan sedemikian rupa sehingga kebutuhan dasar semua anggota masyarakat terpenuhi dan hak-hak mereka dalam penggunaan lahan , moda yang memadai, bantuan teknis serta peluang pemasaran terjamin.
4)  Manusiawi, berarti bahwa semua bentuk kehidupan dihargai.
5)  Luwes, berarti bahwa masyrakat pedesaan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi usaha tani yang berlangsung terus.
     


2.2       Pertanian Berkelanjutan dengan Input Luar Rendah

LEISA adalah pertanian yang mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan manusia yang tersedia di tempat (seperti tanah, air, tumbuhan, tanaman, dan hewan lokal serta tenaga manusia, pengetahuan, dan keterampilan) dan yang secara ekonomis layak, mantap secara ekologis, disesuaikan menurut budaya dan adil secara sosial. LEISA merupakan suatu pilihan yang layak bagi banyak petani dan bisa melengkapi bentuk-bentuk lain produksi pertanian. Karena sebagian besar petani tidak mampu unuk memanfaatkan input buatan itu atau hanya dalam jumlah yang sangat sedikit, maka pertanian perlu dipusatkan pada teknologi yang bisa memanfaatkan sumber daya lokal secara efisien (Reijntjes et al, 1992:22).
Menurut Reijntjes et al, (1992:23), LEISA mengacu pada bentuk-bentuk pertanian seperti berikut:
1.      Berusaha mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal yang ada dengan mengkombinasikan berbagai macam komponen sistem usaha tani, yaitu tanaman, hewan, tanah, air, iklim, dan manusia sehingga saling melengkapi dan memberikan efek sinergi yang paling besar.
2.      Berusaha mencari cara pemanfaatan input luar hanya bila diperlukan untuk melengkapi unsur-unsur yang kurang dalam ekosistem dan meningkatkan sumber daya biologi, fisik, dan manusia. Dalam memanfaatkan input luar, perhatian utama diberikan pada maksimalisasi daur ulang dan minimalisasi kerusakaan lingkungan.

 LEISA tidak bertujuan untuk memaksimalkan produksi dalam jangka pendek, namun untuk mencapai tingkat produksi yang stabil dan memadai dalam jangka panjang. LEISA berupaya untuk mempertahankan dan meningkatkan sumber daya alam serta memanfaatkan secara maksimal prose salami.
Pada tingkat petani, usaha tani regional maupun nasional, LEISA menunjukkan perlunya pengawasan melekat pada pengelolaan unsure hara, air dan energi secara hati-hati untuk mencapai kesembingan pada tingkat produksi yang tinggi. Oleh karena penyaluran ini tidak dibatasi oleh batas-batas lahan usaha tani, maka LEISA memerlukan pengelolaan bukan hanya pada tingkat usaha tani tapi pada tingkat wilayah regional, nasional, atau internasional. Pada tiap tingkat, dicari teknologi yang dapat daur penyaluran itu sesingkat mungkin dan menyeimbangkan penyaluran (Reijntjes et al, 1992:23).

                          
BAB 3. GAGASAN DAN IDE KREATIF SERTA INOVATIF TENTANG PERTANIAN MASA DEPAN DI INDONESIA


3.1      Penerapan Sistem Pertanian Terpadu (Integrated Farming System)

Menurut Menurut Solahuddin et al (2005:9-12), IFS dapat dapat didefinisikan sebagai metode usaha yang merujuk pada totalitas pengembagan usaha pertanian dan cara dalam menghadapi tantangan dalam mengembangkan usaha pertanian dari tahun ke tahun dengan jaminan bahwa usaha pertanian tersebut dapat dilaksanakan secara berkesinambungan. Prinsip-prinsip dalam IFS (Integrated Farming System) meliputi:
1.    Pengelolaan keterampilan dan partisipasi petani
2.    Komoditi yang di budidayakan berasal dari varietas terbaik
3.    Penerapan system rotasi dan integrasi penanaman
4.    Komitmen tinggi untuk meneruskan monitoring, audit, dan evaluasi terhadap proses produksi
5.    Efektivitas dalam menggunakan tanah dan air
6.    Penggunaan pupuk organik sebagai sumber unsure hara bagi tanaman
7.    Pengendalian hama terpadu
8.    Penggunaan energy secara efektif
9.    Penggunaan konsep manajemen limbah dengan cara penggunaan kembali atau pengolahan kembali
10.          Menjaga kesuburan tanah dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan

3.2       Pemberdayaan Masyarakat Petani
Menurut Karsidi (2002:1), pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan mengandung arti bahwa manusia ditempatkan pada posisi pelaku dan penerima manfaat dari proses mencari solusi dan meraih hasil pembangunan. Dengan demikian maka masyarakat harus mampu meningkatkan kualitas kemandirian mengatasi masalah yang dihadapi. Beberapa aspek penting yang perlu mendapatkan perhatian dalam pemberdayaan masyarakat petani antara lain :

a.       Pengembangan organisasi/kelompok masyarakat yang dikembangkan dan berfungsi dalam mendinamisir kegiatan produktif masyarakat.
b.      Pengembangan jaringan strategis antar kelompok/organisasi masyarakat yang terbentuk dan berperan dalam pengembangan masyarakat tani, misalnya asosiasi dari organisasi petani, baik dalam skala nasional, wilayah, maupun lokal.
c.       Kemampuan kelompok petani kecil dalam mengakses sumber-sumber luar yang dapat mendukung pengembangan mereka, baik dalam bidang informasi pasar, permodalan, serta teknologi dan manajemen, termasuk didalamnya kemampuan lobi ekonomi.

3.3       Membentuk Lembaga Pertanian
Lembaga kemasyarakatan/lembaga sosial atau pranata sosial adalah suatu sistim norma khusus yang menata suatu rangkaian tindakan berpola mantap guna memenuhi suatu kebutuhan khusus dari manusia dalam kehidupan masyarakat. Kelembagaan pertanian pada masyarakat pedesaan yang masih bersahaja terkait erat dengan kegiatan ekonomi masyarakat tradional (Universitas Brawijaya).
Pada masyarakat desa yang kegiatan ekonominya masih belum didominasi sistim ekonomi uang, menyebabkan masih kuatnya kait-mengkait antara kegiatan ekonomi dan social, sistim gotong royong dalam proses produksi pertanian, sistim bagi hasil, sistim tebasan, sistim borongan pengolahan tanah dan pemanenan sistim buruh tani, dan sistim tradisional lainnya yang terkait dengan operasi produksi pertanian. Contoh lembaga pertanian yaitu kelompok tani, kelompok pemakai air, kelompok kredit usaha, koperasi desa, kelompok pemasaran, kelompok peternak, industry kecil, dan lain sebagainya (Universita Brawijaya).

3.4       Menggunakan Teknologi Ramah Lingkungan
                Sistem   pertanian   ramah   lingkungan   dan   berkelanjutan merupakan  suatu  cara  bertani  yang   mengandalkan  pada  berimbangnya  siklus  yang berlangsung  di  dalam sebuah ekosistem.  Dalam  sistem ini  penggunaan input    kimiawi    sangat    dibatasi    atau    tidak    digunakan    sama    sekali.    Peran dekomposer-dekomposer  yang  hidup  di  dalam  tanah  sangat  penting  artinya  dalam proses  penguraian  bahan-bahan  organik  yang  sangat  bermanfaat  untuk memperbaiki  sifat  fisika  dan  kimia  tanah.  Selain  itu  adanya  musuh-musuh  alami organisme  pengganggu  tanaman  baik  berupa  predator  maupun  sifat  tertentu  dari tanaman  merupakan  potensi  yang  dapat  dikembangkan  untuk  pengendalian  hama dan penyakit tanaman (Hawayati, et al, tanpa tahun:3). Salah satu contoh penggunaan teknologi ramah lingkungan yaitu dengan menggunakan pupuk organik. Pupuk organic itu sendiri merupakan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organic seperti daun-daun, batang, ranting yang lapuk, atau kotoran ternak sehingga tidak menimbulkan kerusakan dalam tanah (Indriani, 2002:1).  
     
BAB 4. PEMBAHASAN


Penggunaan Sumber Daya Alam (SDA) sektor pertanian belum optimal, sehingga efesiensi dan produktifitas penggunaan Sumber Daya Alam (SDA) masih relative rendah. Ketersediaan sarana dan prasarana pertanian relatif kurang memadai, terutama di daerah pedesaan. Sulitnya melakukan peningkatan produksi pangan nasional antara lain karena pengembangan lahan pertanian pangan baru tidak seimbang dengan konversi lahan pertanian produktif yang berubah menjadi fungsi lain seperti permukiman. Pangan merupakan istilah yang sangat teramat penting bagi pertanian, karena secara hakiki pangan merupakan salah satu kebutuhan paling dasar dalam pemenuhan kebutuhan manusia.
Untuk mngatasi permasalahan tersebut, dibutuhkan beberapa perubahan dalam berbagai kegiatan pertanian. Salah satunya yaitu dengan perkembangan teknologi yang semakin meningkat. Degan teknologi masa depan yang diharapkan nantinya dapat memajukan pertanian di Indonesia. Engan teknologibaru dan modern diharapkan mampu megatasi permasalahan dalam asyarakat terutama dalam bidang kebutuhan produksi pertanian.
Dalam memajukan pertanian dari cara yang digunakan petani saat ini hingga menjadi lebih maju membutuhkan sebuah strategi yang baik dan mampu diterima dalam masyarakat. Beberapa contoh diantaranya yaitu dengan penerapan IFS (Integrated Farming System), pemberdayaan masyarakat petani, membentuk lembaga pertanian, meggunakan teknologi ramah lingkungan, dan pengembangan pusat agribisnis.
Dengan penerapan IFS (Integrated Farming System) tentunya akan mengoptimalkan hasil pertanian. Dengan IFS petani akan mampu mengembangkan usaha pertaniannya dan mampu menghadapi tantangan dalam mengembangkan usaha pertanian dari tahun ke tahun. Selain itu dalam meningkatkan SDM yang masih rendah dapat dilakukan dengan melakukan suatu pemberdayaan masyarakat. Dengan melakukan pemberdayaan kepada masyarakat dalam bidang pertanian tentunya akan meningkakan pengetahuan para petai akan kemajuan teknologi sehingga produksi pertanian akan semakin meningkat. Jika petani sudah memahami berbagai hal dalam kemajuan teknologi, maka diperluka pengembangan lebih lanjut yaitu dengan membentuk suatu lembaga pertanian yang mampu menghimpun seluruh petani dalam mengatasi dan mengayomi permasalahan para petani.
Dalam proses pengembangan pertnian di Indonesia tidak cukup dengan hal di atas. Masih ada beberapa cara lagi yaitu dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan dalam proses kegiatan pertanian. Dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan, tentunya akan membawa dampak positif. Beberapa diantaranya yaitu tidak akan merusak alam, lingkungan akan terjaga dan terlindungi hingga generasi yang akan datang.
Jika semua itu sudah terlaksana, maka untuk menuju suatu kesejahteraan petani yang baik masih membutuhkan proses selanjutnya yaitu memalui manajemen industri. Degan mendirikan suatu pusat industri tentunya akan memberikan hasil yang lebi banyak kepada para petani. Untuk mendirikan suatu pusat industri tentunya harus melihat suatu prospek hasil produksi dalam suatu daerah tertentu. Pengembangan pertanian melalui industry kecil akan menjadikan para petani lebih mudah dalam mengolah produksi pertaniannya sehingga mendapatkan produk yang lebih bernilai ekonomis tinggi sekaligus mendapatkan untung yang lebih besar.


BAB 5. KESIMPULAN


Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan sbagai beikut.
1.      Penggunaan Sumber Daya Alam (SDA) sektor pertanian belum optimal, sehingga efesiensi dan produktifitas penggunaan Sumber Daya Alam (SDA) masih relatif rendah.
2.      Sulitnya melakukan peningkatan produksi pangan nasional antara lain karena pengembangan lahan pertanian pangan baru tidak seimbang dengan konversi lahan pertanian produktif yang berubah menjadi fungsi lain seperti permukiman.
3.      Peningkatan efisiensi dan produktifitas serta kualiats sumber daya manusia dan penguasaan pengetahuan teknologi bertani adalah aspek yang tidak kalah penting dalam mewujudkan pertanian yang maju dan kompetitif.
4.      Gagasan, dan ide kreatif serta inovasi tentang pertanian masa depan di Indonesia perlu dikembangkan untuk memajukan sektor pertanian di Indonesia.